Friday, 18 December 2009
Tak sedikit dari Anda yang mungkin pernah mengalami patah hati. Kalau pedangdut senior (alm) Meggy Z berkata " lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati.." sebagian dari Anda mungkin membenarkannya dalam hati.
Patah hati dan sakit hati yang ditimbulkannya, merupakan konsekuensi dari setiap keputusan yang Anda ambil, selain rasa bahagia saat memutuskan untuk menjalin huubungan dengan seseorang.
Lamanya menjalin sebuah hubungan ternyata bukan jaminan langgeng hingga ke pelaminan. Ada pasangan yang sudah puluhan tahun pacaran namun kandas di tengah jalan.
Beragam alasan bisa menjadi sebab patah hati. Sebut saja perselingkuhan, tidak direstui orang tua, si dia lebih memilih menikah dengan orang lain, atau putus semata karena rasa bosan.
Buat Anda yang baru saja patah hati karena salah satu sebab di atas atau apa pun sebabnya, simak beberapa ulasan berikut yang mungkin bisa menjadi masukan bagi Anda agar tidak berlarut-larut bersedih karena ditinggal sang kekasih.
1. Sadari.
Saat kekasih atau lebih tepatnya mantan kekasih Anda memutuskan untuk memilih orang lain dan tidak memilih Anda, sadarilah bahwa itu bukan akhir dari dunia.
Seseorang tersebut bisa jadi bukan orang yang terbaik, atau bukan jodoh ideal yang ditakdirkan untuk Anda sebagaimana Anda yakini sebelumnya. Lama periode pacaran juga tidak mementukan kadar kecintaan seseorang. Yakinlah bahwa Tuhan memiliki rencana indah lain untuk Anda.
2. Relakan.
Mencintai seseorang berarti Anda harus bersiap merelakan dia untuk selalu bahagia, bersiap kehilangan dan tidak bisa memiliki. Bila kenyataannya dia tidak merasa bahagia saat bersama Anda, jangan sesekali memaksanya untuk tetap di sisi Anda.
Seperti Anda yang tidak ingin hidup atas dasar keterpaksaan, dia juga punya hak untuk memilih yang dirasa baik untuk dirinya.
3. Lupakan.
Teori memang tak semudah praktek. Namun saat dia memutuskan meninggalkan Anda untuk alasan apapun, mulailah untuk melupakannya. Awalnya pasti akan begitu sulit untuk mengenyahkan semua memori, peristiwa dan kenangan-kenangan indah lain semasa Anda berpacaran.
Saat Anda berusaha untuk mengeliminasi semua itu, tak jarang Anda justru mendapati bahwa kenangan atau kejadian buruk yang pernah terjadi sebelumnya malah terasa terlalu sayang untuk dilupakan.
Mungkin dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif seperti : bhakti sosial, terjun ke dalam organisasi masyarakat, atau bahkan piknik ke pantai bareng teman-teman, bisa juga dilakukan sebagai usaha untuk melupakannya.
4. Ambil hikmahnya.
Experience is the best teacher. Jadikan semua perkara putus hubungan itu sebagai pengalaman yang berharga untuk Anda. Ambil hikmahnya dan pastikan ketika Anda memulai hubungan baru lagi, hal-hal seperti itu tidak terulang.
Tanamkan dalam diri untuk tidak terlalu berlebihan dalam mencintai sesuatu atau seseorang, karena sadarilah bukan hanya kekasih, bahkan keluarga yang disayangi juga hakekatnya bukan milik Anda.
5. Be nice.
Berbuatlah sebaik-baiknya ketika berhubungan dengan siapapun, bangun harga kepribadian tulus yang tinggi dimata orang lain sehingga Anda mempunyai makna bagi orang lain.
6. Hindari menyendiri.
Bersikaplah wajar dan bijak dalam menyikapi setiap masalah (sportif dan gentle). Orang yang baru putus cinta biasanya suka berpikir dan melakukan hal yang aneh-aneh, apalagi pada saat menyendiri, sungguh riskan sekali.
Sebaiknya sesering mungkin kumpul dengan teman atau saudara yang positif supaya dapat mencegah tindakan bodoh yang tidak diinginkan
7. Bersiap untuk orang baru.
Jangan mengurung diri Anda dari pergaulan dunia luar. Yakinkan diri Anda untuk kembali menjalin hubungan dengan sahabat dan teman. Bukalah networking yang baru. Bila ada seorang sahabat Anda yang berniat menjdohkan Anda, proses "mak comblang" seperti ini mungkin menjadi opsi positif untuk Anda.
Sahabat tak akan menjerumuskan Anda dengan mengenalkan Anda pada orang yang tidak baik. Setidaknya sahabat Anda sudah lebih dulu mengenal karakter orang tersebut.
8. Bangun potensi diri.
Wake up! Jangan biarkan diri Anda terendap dalam lara begitu lama. Gali kembali potensi diri Anda sehingga dapat lebih berkualitas dan diperhitungkan oleh orang lain.
9. Berdo'a dan tawakal.
Serahkan segalanya pada kekuasaan Tuhan. Mungkin terdengar agak fatalis, namun hal ini lebih baik ketimbang Anda menyiksa diri sendiri dan berbuat nekat dengan menyakiti tubuh sendiri. Temukan kedamaian saat Anda mengadu dan merelakan segalanya padaNya.
Artikel diatas diambil dari http://www.perempuan.com
0 komentar:
Posting Komentar