Powered By Blogger

searching

Rabu, 26 Mei 2010

| |

Teori akuntansi

Materi :

Konsep Laba

Disusun Oleh :

Anggi Prasetia Pramana 20206104

Fani Yulia Rosyada 20206342

Jefri Adrianus 20206499

Lilis Vitriawati 21206137

Ulfa Fauziah Arby 20206994

Yuni Sulistianingsih 21206076

4EB07

Fakultas Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Universitas Gunadarma

Depok

2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Makalah ini kami susun dengan judul judul “Konsep Laba”. Makalah ini kami ajukan sebagai tugas dari mata kuliah Teori Akuntansi.

Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Mujiyani selaku dosen Teori Akuntansi yang telah membimbing dan memberi kuliah demi lancarnya tugas ini. Juga rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.

Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat dapat memenuhi tugas Teori Akuntansi. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Depok, 2010

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata pengantar

…………………………………...…………………

i

Daftar isi

…………………………………...…………………

ii

Bab 1 Pendahuluan

…………………………………...…………………

1

Bab 2 Landasan Teori

…………………………………...…………………

2

2.1 Polemik tentang Laba

2.2 Laba Ekonomi

2.2.1 Konsep Capital Maintenance

2.3 Laba Akuntansi dan Money Income

2.3.1 Modal

2.3.2 Replacment Cost Income

2.3.3 Perbedaan Money Income dan Accounting Income

2.4 Laba Menurut Konsep Akuntansi

2.5 Konsep Laba

…………………………………...…………………

…………………………………………………......

……………………………………………………...

……………………………………………………...

……………………………………………………...

…………………………………...…………………

…………………………………...…………………

…………………………………...…………………

…………………………………...…………………

2

3

4

5

6

6

6

7

9

Bab 3 Kasus

…………………………………...…………………

9

3.1 Perbedaan Konsep Laba Akuntansi dan Ekonomi

3.2 Perbedaan Konsep Laba Financial Capital dan Physical Capacity

……………………………………………………...

……………………………………………………...

11

12

Bab IV Penutup

…………………………………...…………………

14

Daftar Pustaka

……………………………………………………...

15

Lampiran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran itu adalah pengukuran laba. Pengukuran laba ini salah satunya sangat penting untuk menentukan prestasi perusahaan.

Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas.

Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.

Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi.

Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomi, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomi yang gilirannya untuk menentukan nilai ekonomi perusahaan.

Siapa pun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis yaitu mendapatkan laba. Oleh karena itu, pelaku bisnis harus bisa memiliki pandangan tentang apa yang dimaksud laba menurutnya dan bagaimana menentukan laba tersebut. Banyak pandangan dan praktik di masyarakat dalam pengukuran laba ini. Karena perbedaan pandangan tersebutlah maka muncul berbagai polemik atau perbedaan persepsi tentang laba ini.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Polemik tentang Laba

Sebelum memasuki pembahasan konsep laba, kami akan mengemukakan sebuah polemik yang didapat dari rubrik Ekonomi & Bisnis yang berjudul “Tidak Cukup dengan Itikad Baik,” yang dimuat dalam surat pembaca Tempo edisi 25 November 1989. Rubrik tersebut memuat tanggapan dari Kwik Kian Gie mengenai agio saham. Beliau mengatakan bahwa agio saham adalah laba, dengan alasan sebagai berikut.

a. Perusahaan biasanya minta agio dengan alasan akan membagikan keuntungan di kemudian hari.

Jawaban penulis : Alasan ini tidak mudah untuk mengatakan bahwa agio sebagai laba. penulis berpendapat agio bukan diminta melainkan agio muncul dari perbedaan harga jual saham dengan harga nominal yang telah dibayar investor. Alasan membagikan keuntungan di kemudian hari juga tidak dapat menguatkan bahwa agio adalah laba.

b. Prinsip akuntansi secara ketat menetapkan agio harus dicantumkan secara terpisah karena agio bukan modal saham

Jawaban penulis : Pencantuman agio saham secara terpisah dari perkiraan modal saham berarti setiap pos yang dipisahkan dari modal otomatis dianggap sebagai laba. Agio saham merupakan unsur modal disetor.

c. Agio juga merupakan laba. Perusahaan boleh membagi dividen dari agio saham.

Jawaban penulis : Dividen adalah bagian laba yang diterima oleh pemilik perusahaan. Pembagian dividen ini didasarkan pada laba, baik laba ditahan maupun laba tahun berjalan. Secara teoritis tanpa laba tidak akan ada dividen. Namun, di Indonesia sering terjadi dividen sudah terjamin, kendati pun perhitungan laba rugi perusahaan belum final. Ini terjadi karena praktik pasar modal kita masih belum sepenuhnya diatur pasar.

d. Agio boleh langsung dikantongi emiten

Jawaban penulis : agio bisa langsung dikantongi emiten adalah benar, namun jika karena dikantongi lalu dianggap sebagai laba, ini alasan yang sangat absurd. Agio sebagai unsur harga saham bukan laba. Agio hanya penerimaan kas, tidak setiap penerimaan kas menjadi laba, namun untuk mengakui laba harus ada penerimaan kas.

Laba berasal dari kelebihan dari selisih antara penghasilan dan biaya. Penghasilan adalah kenaikan aktiva atau penurunan aktiva atau penurunan kewajiban akibat penjualan barang atau jasa perusahaan. sementara biaya adalah penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban akibat aktivitas produksi. Agio sebagai unsur harga saham bukan laba. Agio hanya penerimaan kas, tidak setiap penerimaan kas menjadi laba, namun untuk mengakui laba harus ada penerimaan kas.

2.2 Laba Ekonomi

Laba ekonomi biasanya merupakan arus kas ditambah dengan perubahan nilai wajar aktiva. Berdasarkan definisi ini, laba mencakup baik komponen yang sudah direalisasi (arus kas) maupun yang belum (laba atau rugi kepemilikan). Konsep laba ini mirip dengan pengukuran tingkat pengembalian suatu efek (surat berharga atau sekuritas) atau portofolio efek, yaitu tingkat pengembalian mencakup baik dividen maupun apresiasi modal.

Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham. Karenanya, laba ekonomi berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat analisis pengembalian pada pemegang saham yang tepat untuk periode berjalan (tanpa menggunakan harga pasar). Dengan kata lain, laba ekonomi merupakan indikator dasar kinerja perusahaan, mengukur dampak keuangan seluruh kejadian pada suatu periode secara komprehensif.

Von Bohm Bawerk pada akhir abad XIX telah memperkenalkan pendapat bahwa laba bukan saja unsur kas, dia memperkenalkan konsep laba non moneter. Kemudian pada awal abad XX Fischer, Lindahl, dan Hick menjelaskan sifat-sifat laba ekonomi mencakup tiga tahap, yaitu sebagai berikut :

a. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat diukur.

b. Real Income, adalah ungkapan kejadian yang memeberikan peningkatan terhadap kesenangan fisik. Dengan kata lain, kepuasan timbul karena kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa sebelum dan sesudah dikonsumsi.

c. Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.

2.5.1 Konsep Capital Maintenance

Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan masih tetap masih ada atau biaya yang telah tertutupi atau pengembalian modal.

Konsep ini dinyatakan baik dalam ukuran uang yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga beli yang disebut physical capital. berdasarkan kedua konsep ini, konsep capital maintenance menghasilkan empat konsep sebagai berikut:

Financial Capital

a. Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Menurut konsep ini modal yang ditanamkan tetap terpelihara.

b. General Purchasing Power Money Maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini , tenaga beli dari modal yang diinvesatsikan pemilik tetap dipertahankan sehingga menurut konsep ini laba adalah perubahan net asset setelah disesuaikan dengan tenaga beli yang sama.

Physical Capital

a. Productive Capacity Maintenance, yaitu physical capital yang diukur menurut konsep uang. Menurut konsep ini, kapasitas produksi perusahaan dipertahankan. Konsep ini sama dengan Current Value Accounting. Current value Accounting dapat dihitung dengan lima metode.

1. Capitalization atau Present Value Method, yaitu jumlah bersih dari arus kas yang diharapkan diterima selama umur ekonominya yang didiskontokan pada saat sekarang.

Untuk menghitung ini perlu diketahui:

a. arus kas dari penjualan aset tersebut

b. jangka waktu arus kas tersebut

c. jumlah sisa umur aktiva tersebut

d. discount rate

2. Current entry Price, yaitu jumlah kas / aktiva lainnya dibutuhkan untuk mendapatkan aktiva yang sejenis. Istilah yang sering ada adalah sebagai berikut:

a. Replacement Cost Used adalah jumlah kas yang diperlukan untuk mendapatkan aset yang serupa yang memiliki umur pemakaian yang sama di pasaran barang bekas.

b. Reproduction Cost adalah jumlah kas / aktiva yang diperlukan untuk mendapatkan aset yang persis sama dengan aktiva yang ada sekarang.

3. Current Exit Price, adalah jumlah kas yang diterima atau utang yang dianggap lunas apabila aset tersebur dijual.

b. General Purchasing Power, Productive Capacity Maintenance, yaitu physical capital yang diukur dengan tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga beli yang sama dipertahankan.

2.6 Laba Akuntansi dan Money Income

Money Income berbeda dengan Accounting Income. Accounting Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Vernon Kam (1986) menggunakan istilah business income yang berarti kelebihan dari harga akhir yang dibayar individu dan lembaga lain atas output perusahaan di atas biaya yang dikeluarkannya. Perhitungan income atau profit ini sangat sederhana jika transaksi itu completed, tidak ada saldo piutang, sisa persediaan atau aktiva. Semua terjual menjadi kas. Untuk kasus seperti ini, laba adalah jumlah kas yang ada pada akhir periode dikurangi dengan jumlah kas pada awal periode. Kalau hasil penjualan barang dan sebagainya Rp 15.000 sedangkan modal awal adalah Rp 10.000, laba bisnis adalah Rp 5.000.

Sedangkan money income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Fischer, money income lebih dekat pada pengertian akuntansi tentang income.

2.6.1 Modal

Modal (capital) adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah arus kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Modal bisa berarti financial capital dimana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dikurangi dengan nilai kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada perusahaan.

2.6.2 Replacement Cost Income

Dalam konsep replacement cost income dikenal dua komponen income, yaitu:

a. current operating profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti (replacement cost) dari penghasilan.

b. realized holding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba rugi ini dapat dibagi dua, yaitu:

1. barang yang direalisasi dan accrued selama periode itu

2. yang direalisasi pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya.

2.3.3 Perbedaan Money Income dan Accounting Income

Money Income berbeda dengan Accounting Income dalam hal :

1. Money income dihitung berdasarkan nilai replacement cost, sedangkan accounting income berdasarkan historical cost.

2. Money income hanya mengikuti gain yang accrued pada periode itu.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa money income dapat dihitung sebagai berikut:

Pm = Pa – Z + W

Dan menurut Belkaoui, Accounting Income dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pa = X + Y + Z

Keterangan :


Pm = money income

Pa = accounting income

Z = realisasi holding gain and loss

W = holding gain and loss yang belum direalisasi

Y = Realisasi dan accrued holding gains pada periode itu


2.7 Laba Menurut Konsep Akuntansi

Menurut akuntansi yang dimaksudkan dengan laba akuntansi itu adalah perbedaan anatara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarka pada periode tersebut.

Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat terus-menerus didasarkan pada kenyataan yang terjadi.

2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi (fakta) dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability)

3. Memenuhi prinsip conservative, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai.

4. Dapat dijadikan sebagai alat control oleh manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

Beberapa kelemahan dari konsep laba akuntansi ini adalah sebagai berikut:

1. Tidak dapat menunjukkan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai. Kenaikan ini ada, namun belum direalisasi.

2. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan. Hal ini timbul karena perbedaan dalam metode menghitung cost, perbedaan waktu antara realisasi hasil dan biaya.

3. Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatisme dapat menimbulkan salah pengertian terhadap data yang disajikan.

Beberapa kritik atas laba akuntansi dalam bentuk tradisional :

1. Konsep laba belum jelas dirumuskan

2. Tidak ada dasar teoritis jangka panjang untuk perhitungan penyajian laba akuntansi

3. Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum memungkinkan tidak konsisten dalam pengukuran laba periodik dari perusahaan-perusahaan yang berbeda

4. Perubahan tingkat harga mengubah arti laba yang di ukur dalam satuan rupiah historis

5. Infomasi lain dapat terbukti lebih berguna bagi investor dan pemegang saham untuk mengambil keputusan investasi.

Mengingat bahwa pengukuran laba mempunyai masalah konseptual dan praktikal maka berikut ini beberapa usulan pemecahan masalah penggunaan laba :

1. Laba akuntansi dipusatkan pada data transaksi dan data actual

2. Konsep tunggal dari operasi dari laba dapat digunakan sebagai indakasi kemampuan perusahaan untuk membayar deviden

3. Kemajuan masa depan teori akuntansi tergantung pada kesepakatan tentang konsep tunggal dari laba yang akan lebih sesuai dengan apa yang di sebut sebagai laba ekonomi

4. Beberapa konsep laba harus diukur dan dilaporkan untuk tujuan yang berbeda

5. Semua pengukuran laba kurang cukup dan hal itu harus diganti dengan pengukuran aktivitas ekonomi lain.

Tujuan utama dari pelaporan laba adalah memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dalam laporan keuangan. Tujuan yang paling spesifik untuk mencakup :

1. Penggunaan laba digunakan sebagai pengukuran efisiensi management

2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan arah masa depan dari perusahaan atau pembagian deviden masa depan

3. Penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman untuk keputusan managerial di masa depan.

2.8 Konsep Laba

1. Konsep Laba Konvensional

ð Berdasarkan konsep ini, laba didefinisi sebagai selisih pendapatan dan biaya yang diukur dan disajikan atas dasar prinsip akuntansi berterima umum (PABU). Laba akuntansi menurut konsep konvensional memiliki beberapa kelemahan, yaitu: tidak bermakna semantik, berfokus pemegang saham, PABU memberi peluang perbedaan antar entitas, berbasis kos historis, dan hanya sebagian masukan informasi bagi investor.

2. Konsep Laba dalam Tataran Semantik

ð Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna apa yang harus dilekatkan oleh perekayasa pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna sebagai informasi. Terdapat beberapa konsep atau fungsi laba dalam tataran semantik, yaitu: pengukur kinerja, konfirmasi harapan investor, dan sebagai estimator laba ekonomik.

3. Konsep Laba dalam Tataran Sintaktik

ð Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sitaktik adalah mendefinisi laba sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara pendapatan dan biaya. Konsep laba dalam tataran sintatik membahas mengenai bagaimana laba diukur, diakui, dan disajikan.

4. Konsep Laba dalam Tataran Pragmatik

ð Dalam teori akuntansi tataran pragmatik membahas mengenai apakah informasi laba bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan. Beberapa pendekatan laba dalam konsep laba tataran pragmatik yaitu prediktor aliran kas, sarana kontrak efisien, alat pengendalian manajemen, dan kandungan informasi laba dalam teori pasar efisien.

5. Konsep laba operasi berjalan

ð Konsep laba operasi berjalan memusatkan perhatian pada pengukuran efisiensi usaha perusahaan. Istilah efisiensi mengacu pada pemanfaatan secara efektif sumber daya perusahaan dalam menjalankan usaha dan dalam menghasilkan laba. Dalam arti luas, konsep ini berkaitan dengan kombinasi yang tepat dari faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen.

6. Konsep laba komprehensif

ð Konsep laba ini didefinisikan sebagai total perubahan dalam pemilikan yang diakui dengan mencatat transaksi.

Hendriksen (1992:155) menyusun beberapa konsep laba dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

Konsep Laba

Perhitungan Laba

Penerima Informasi

Laba sebagai value added (tambahan nilai)

Laba mencakup harga jual produk dikurangi harga pokok barang dan jasa yang diperoleh.

Pegawai, Pemilik Kreditor dan Pemerintah

Laba bersih perusahaan (enterprise net income)

Laba mencakup kelebihan pendapatan atas beban, semua keuntungan dan kerugian. Beban tidak mencakup beban bunga dan pajak penghasilan dan bagi hasil.

Pemegang Saham, Pemegang Obligasi, dan Pemerintah

Laba bersih bagi investor

Sama seperti laba bersih perusahaan, tetapi sudah dikurangi pajak penghasilan.

Pemegang Saham, Pemegang Obligasi dan Kreditor Jangka Panjang

Laba bersih bagi pemilik ekuitas residu

Laba bersih bagi pemegang saham dikurangi dividen preferen

Pemegang Saham Biasa

BAB III

KASUS

3.1 Perbedaan Konsep Laba Akuntansi dan Ekonomi

Sebagai ilustrasi berikut diuraikan perbedaan konsep laba menurut akuntansi dan ekonomi yang diambil dari Wild,Subramanyam, and Halsey (2007).

Seseorang membeli apartemen dengan harga $ 100.000,00 secara tunai. Apartemen tersebut diperkirakan berumur 50 tahun dan mempunyai nilai sisa $ 75.000,00. Apartemen tersebut selanjutnya disewakan dengan harga $ 12.000,00 per tahun. Pada akhir tahun pertama nilai apartemen tersebut dinilai seharga $ 125.000,00.

ð Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui terjadi kenaikan harga apartemen sebesar $ 25.000,00 dan pendapatan sewa sebesar $ 12.000,00.

ð Secara akuntansi perusahaan mengalami keuntungan sebesar $ 11.500,00 yang diperoleh dari pendapatan sewa $ 12.000,00 dikurangi penyusutan per tahun $ 500,00.

Penjelasan :

- Penyusutan per tahun = $ 100.000,00 - $ 75.000,00 : 50 tahun = $ 500,00

- Laba = $ 12.000,00 - $ 500,00 = $ 11.500,00

ð Secara ekonomi dapat dikatakan bahwa pada akhir tahun pertama, perusahaan mengalami keuntungan sebesar $ 37.000,00.

Penjelasan :

- Harga beli = $ 100.000,00

- Pendapatan sewa = $ 12.000,00 per tahun

- Nilai tahun pertama = $ 125.000,00

- Laba = ($ 125.000,00 - $ 100.000,00) + $ 12.000,00 = $ 37.000,00

ð Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat dikatakan bahwa penghasilan secara ekonomi merupakan aliran kas bersih ditambah present value dari aliran kas bersih pada masa yang akan datang.

ð Penghasilan diukur dengan aliran kas masuk ditambah dengan perubahan dalam harga pasar kekayaan bersih. Dengan demikian, maka penghasilan meliputi penghasilan yang telah direalisasi (cash flow dan yang belum direalisasi yang berupa keuntungan atau kerugian karena memiliki (holding gain/loss). Dengan kata lain laba diperoleh dengan mengakui penghasilan yang belum terjadi karena belum direalisasi.

3.2 Perbedaan Konsep Laba Financial Capital dan Phisical Capacity

PT Fash Food Indonesia Tbk memiliki kekayaan bersih sebesar Rp 629.491.106.000,00 pada tanggal 1 Januari 2008 dan pada tanggal 31 desember 2008 menjadi Rp 784.758.815.000,00 untuk mempertahankan kapasitas produksi fisik perusahaan yang sebenarnya diperlukan biaya Rp 781.627.389.000,00 sedangkan tingkat harga umum naik 10 % selama periode itu.

Laba menurut konsep financial capital :

1. Money Maintenance

Net Asset 31 Desember 2008 Rp. 784.758.815.000,00

Net Asset 01 Januari 2008 Rp. 629.491.106.000,00

Laba Rp. 155.267.709.000,00

2. General Purchasing Power Money Maintenance

Net Asset 31 Desember 2008 Rp. 784.758.815.000,00

Net Asset 01 Januari 2008 = Rp 629.491.106.000,00

Penyesuaian GPL =

10% x Rp 629.491.106.000 = Rp 62.949.110.600,00 +

Rp 692.440.216.600,00 –

Laba Rp 92.318.598.400,00

Laba menurut konsep physical capacity :

1. Productive Capacity Maintenance

Net Assets 31 Desember 2008 Rp. 784.758.815.000,00

Bagian yang diperlukan untuk mempertahankan

kapasitas produksi perusahaan Rp. 781.627.389.000,00 -

Laba Rp. 3.131.426.000,00

2. GPP Productive Capacity Maintenance :

Net Asset 31 Desember 2008 Rp. 784.758.815.000,00

Bagian untuk mempertahankan kapasitas produksi

yang diperlukan Net Asset 1 Januari 2008 Rp 781.627.389.000

Penyesuaian GPL =

10 % * Rp. 781.627.389.000 = Rp. 78.162.738.900 +

Rp. 859.790.127.900,00 –

Rugi (Rp 75.031.312.900,00)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya secara akrual.

Di dalam FASB konsep income di dalam teori akuntansi tersebut disebut dengan laba komprehensif. Karena secara umum, akuntansi menganut konsep penandingan, konsep kos historis, dan asas akrual, maka laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih pendapatan dan biaya.

Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.

Meski berbeda namun keduanya saling berkaitan, pengukuran laba tergantung bagaimana cara pandang si pelaku bisnis dan bagaimana mereka menetukan laba tersebut. Karena pada dasarnya baik individu maupun perusahaan memiliki konsep yang berbeda-beda. Perbedaan hanya terletak pada benda atau produk dan jasa yang akan dinilai serta bagaimana unit ukur yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, 2007, Teori Akuntansi, edisi revisi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

http://bhocet85.wordpress.com/2009/03/29/laba-income/

http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/09/artikel-tentang-laba.html

http://dwiermayanti.wordpress.com/KuliahAkuntansi.htm

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/konsep-perilaku-laba.html

http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/laba.html

1 komentar:

Dolphin

My Playlist

the rainbow

my plenzzzz

Mengenai Saya

Foto saya
lucu, baik, ramah tamah, rajin menabung dan tidak sombong... hahahahahaha

Google Translate

Google Translate
Arabic Korean Japanese
Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German
Spain Italian Dutch
 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Con imágenes de: Scrappingmar©
This template is brought to you by : allblogtools.com

 
top